Penulis : Gede Pasek Suardika
Hari ini, 28 Oktober adalah sebuah momentum ulang tahun ketiga Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang Saya rintis bersama banyak sahabat di Jakarta. Tiga tahun lalu dideklarasikan dan berjuang lolos Kemenkumham dan akhirnya sah menjadi Partai politik. Berbadan hukum pada tanggal 7 Januari 2022.
Usianya memang sangat muda, bahkan kalau mau jujur, sejak mendapatkan badan hukum dengan segala keterbatasannya dalam kurang setahun PKN telah bisa menjadi partai politik peserta pemilu.
Saat itulah PKN menjadi partai termuda yang mampu menembus ketatnya verifikasi KPU. Sebagai orang kampung, bukan anak Presiden, bukan mantan presiden, bukan juga purnawirawan Jenderal, apalagi konglomerat, Saya merasa bangga tiada tara PKN bisa ikut kontestasi Pemilu 2024. Teman teman yang saya ajak berjuang juga kondisinya sama. 11 12. Maka kekuatan gotongroyong dan berdikari jadi spirit perjuangannya.
Ada 75 parpol berbadan hukum tetapi hanya 18 Parpol yang lolos ikut pemilu. Memang harus diakui, perolehan PKN tidaklah sebesar parpol lain yang jauh lebih tua. Namun bagi yang memahami proses, maka apa yang dilakukan PKN adalah kejutan besar.
Saat ini ada belasan kader PKN maju ikut Pilkada di berbagai daerah dan ratusan pilkada ikut mengusung. Paling tidak dengan segala keterbatasannya, PKN telah ikut membuka jalan bagi anak bangsa yang ingin berkompetisi di Pilkada.
Bagi Saya, sebagai politisi bisa merancang, membuat dan akhirnya bisa memimpin sampai lolos ikut Pemilu adalah pencapaian terbesar dalam karir politik. Sebab banyak orang besar, kaya, bahkan mantan ketua umum ormas terbesar di Indonesia gagal parpol yang dibuatnya bisa ikut pemilu.
Saya sudah pernah berkarir dari kepengurusan parpol di daerah hingga di pusat. Bahkan pernah menjadi Jubir Parpol, lalu di parpol yang berbeda menjadi Waketum, Ketua Bapilu hingga Sekjen. Bagi orang Bali, sebenarnya pencapaian itu sudah sangat disyukuri.
Tetapi jiwa ingin membuat sejarah membuat Saya bertekad merintis dan membuat parpol dari nol. Dan akhirnya berhasil. Nafas PKN pun adalah nafas dari daya kreasi politik Saya dibantu teman teman.
Kini Saya menduduki jabatan sebagai ketua Majelis Agung PKN yang ditetapkan dalam Munaslub dan ketua Umumnya Anas Urbaningrum. Dengan konsep dwitunggal partai ini dikelola dan dijalankan secara nyata terus tumbuh perlahan.
Bagi yang tidak suka, saya disebut kutu loncat, kecas kecos dan lainnya. Mereka tidak paham, apa yang saya lakukan itu proses politik dari follower menjadi founder. Bukan pindah pindah tetapi tetap posisi follower. Berpindah karena dengan sadar untuk mendaki tanjakan yang lebih terjal dan menantang. Jika berpikir kenyamanan maka tetap di jabatan sebelumnya sudah sangat nyaman. Dan sepanjang sejarah politik yang pernah saya baca, belum pernah ada orang Bali yang bisa melakukannya.
Mohon doa restunya, semoga kibaran bendera Majapahit yaitu Sang Saka Gula Kelapa atau Sang Saka Getih Getah Samudera bisa terus berkibar di tanah Nusantara.
Bagi Semeton Bali yang telah membantu kami ucapkan terimakasih.Bagi yang haters yang suka nyinyir juga tetap terimakasih, karena bisa menjadi motivasi bertumbuhnya semangat membangun partai.
Pupuk kandang berasal dari kotoran tetapi mampu menumbuhkan pohon menjadi lebih besar dan lebat dan bunga serta buah yang lebih banyak.
Salam Kebangkitan Nusantara.
(SR/fbGPS)