SULSEL INFO | BULUKUMBA — Ketegangan politik di Bulukumba meningkat setelah Wakil Ketua DPRD Bulukumba, Fahidin HDK, menuduh aktivis lokal Nawang sebagai provokator dalam isu terkait Pilkada. Tuduhan ini muncul dalam pernyataan Fahidin yang beredar di grup WhatsApp, di mana ia menulis,"Tidak lakumi provokasimu, Nawang," sebagai tanggapan terhadap diskusi politik yang memanas. (Bulukumba, 6 Oktober 2024)
Isu ini semakin memanas setelah Yurdinawan, seorang tokoh lokal, mengungkap percakapan yang menyoroti klaim bahwa syarat memenangkan Pilkada di Bulukumba adalah “punya isi tas”. Pernyataan ini, yang dikutip oleh media lokal Sulawesinetwork, menimbulkan perdebatan luas di masyarakat, dengan banyak yang mengecam atau mempertanyakan implikasinya.
Nawang, dalam responsnya, menyatakan bahwa tuduhan Fahidin mencerminkan ketidakmampuan pejabat publik untuk menerima kritik.
"Sebagai wakil rakyat, Fahidin seharusnya lebih bijak dalam merespons kritik dan tidak bersikap anti terhadap masukan dari masyarakat," ujar Nawang.
Ia juga menambahkan bahwa sebagai bentuk protes, ia akan menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPW PKB Sulawesi Selatan.
Nawang juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Ketua PKB Bulukumba, yang menurutnya telah memperburuk suasana politik di kalangan pemuda dengan sikapnya yang dianggap provokatif.
Situasi ini mencerminkan ketegangan politik yang semakin rumit di Bulukumba, dengan masyarakat setempat menantikan langkah selanjutnya dari para pihak terkait. Apakah konflik ini akan berakhir dengan solusi atau malah memperdalam perpecahan, masih menjadi tanda tanya. (*/rls)
